Pelaku Bom Medan Banyak Kejanggalan - Suara Medan | Info Medan Terkini

Pelaku Bom Medan Banyak Kejanggalan


Hasil gambar untuk kejanggalan teror bom gereja medanSUARAMEDAN.com - Banyak masyarakat yang bertanya-tanya perihal keaslian identitas pelaku teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan dr Mansyur kota Medan, Ahad (28/8). Begitu juga dengan sikap Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mencurigai adanya taktik penghancuran Islam melalui isu terorisme.


Pasalnya, Polisi menjadikan sejumlah barangbukti berupa pisau yang digunakan penyerang, KTP dan kertas bertuliskan Tauhid yang diketahui ditulis langsung dengan tangan.

Jika dilihat dari KTP, diketahui identitas pria itu beragama Islam. Sayangnya, banyak kejanggalan terkait identitas teroris berinisial IAH ini.

Diantaranya adalah kalimat Tauhid yang tertulis dikertas berukurang kecil itu, tertulis kalimat Laa Ilaaha Illallah dengan bahasa arab, namun penulisannya salah.

Penulisan yang benar: لا إله إلا الله

Tulisan milik pelaku : ل اله إلا الله

Kurang huruf alif setelah lam yang harusnya berarti tidak ada -yang berhak disembah-. Namun jika tidak terdapat alif, maka fungsi kata itu menunjukan: benar-benar ada. Yang mengartikan kedua kata itu berbanding terbalik artinya.

Kejanggalan yang lain adalah tentang KTP. SECARA LOGIKA, seorang teroris tidak akan mau jika identitasnya diketahui. Mereka tak akan mau dengan bodohnya membawa KTP atau tanda pengenal lainnya saat beraksi.

Namun sungguh aneh! Setiap kali ada ada aksi terorisme yang pelakunya – katanya – Islam, kenapa selalu ada KTP yang ditemukan di lokasi?

Bahkan ketika terjadi Bom di Paris, ditemukan paspor yang masih sangat utuh, tanpa rusak sedikit pun, padahal semua benda lain di sekelilingnya sudah hancur dan hangus berantakan.

Sungguh ajaib! ditambah lagi KTP milik pelaku tidak ada di data sistem Kependudukan (Simduk), ketika di cek di www.dukcapil.kemendagri.go.id/ceknik. datanya tidak ada.
Hasil gambar untuk ktp pelaku bom medan palsu

Kejanggalan Ketiga adalah Ivan mengaku bahwa dia di iming-imngi uang Rp. 10 Juta untuk melakukan aksinya ini. Bagaimana mungkin seorang "Islam Radikal" berjuang hanya demi sejumlah uang.“Pelaku menerangkan bahwa dia hanya disuruh orang yang ia ketemu di jalan untuk melakukan peledakan,” kata Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Agus Rianto dalam keterangannya, Minggu (28/8/2016).
Kejanggalan ke Empat, adalah mengatakan bahwa Ivan Hasugian merupakan Muslim yang taat beribabadah seperti di ungkapkan gurunya di SMAN 4 dan juga Kepala Desa Marpadan Wansitor Sihotang yang dikonfirmasi melalui telepon seluler. Wansitor mengaku kenal baik dengan Makmur Hasugian, orangtua dari Ivan Armadi Hasugian. 
 



“Makmur Hasugian sekeluarga, semua saya kenal. Benar, asal mereka dari Dusun Napa Horsik, Desa Marpadan, Kecamatan Tarabintang Kab. Humbang Hasundutan  ini,”ujarnya.

Kalau memang Ivan anak yang taat, kenapa sampai sekarang ia belum di sunat? Ivan Islam atau tidak?

Kejanggalan kelima, Bom yang di bawa Ivan tidak meledak dan ternyata cuma petasan, kalau memang mau meledakkan Gereja, kenapa susah payah mengejar sang pastur, seharusnya cukup berdiri saja di dalam gereja.

Dan yang makin aneh, Kepala BIN sutiyo langsung berkomentar bahwa ivan adalah jaringan teroris, sebelum polisi memeriksanya.
ajelis Ulama Indonesia (MUI) menduga aksi di rencana bom bunuh diri di Gereja Santo Yoseph Jalan Mansyur Kota Medan, Sumatera Utara, sengaja untuk menyudutkan umat Islam. 

MUI pun aksi meminta aparat keamanan memastikan motif pelaku yang ingin melakukan teror di sebuah gereja di Medan, Ahad (28/8/2016). 

Ketua Umum MUI, KH. Ma'ruf Amin mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi pasti apa motif pelaku ini. "Kita harus mencari penjelasan apa dan kenapa motif pelaku ini," kata dia, Ahad (28/8/2016).

Subscribe to receive free email updates:

loading...

0 Response to "Pelaku Bom Medan Banyak Kejanggalan"

Post a Comment