Kenapa Pemerintahan Jokowi - JK selalu "mengganggu" Umat Islam - Suara Medan | Info Medan Terkini

Kenapa Pemerintahan Jokowi - JK selalu "mengganggu" Umat Islam



Suaramedan.com. Pemerintahan Jokowi - JK kembali membuat sensasi. Bukannya memperbaiki ekonomi malah sibuk mengomentari masalah sepele. bukannya memperbaiki nilai tukar rupiah, malah memancing rakyat Indonesia marah. Apakah ini sekedar pengalihan isu atas kebijakan kontroversial yang akan dibuat Pemerintah? atau memang sengaja Pemerintah Jokowi - JK ingin melemahkan umat Islam di Indonesia?

Padahal usia Pemerintahan Jokowi - JK belum genap satu tahun namun sudah sangat banyak kontroversi yang terjadi di tengah masyarakat, isu-isu tidak sedap sering menggerogoti khususnya umat Islam, bagaimana tidak sejak dilantik pada 20 Oktober 2014 lalu khayalak dibuat ramai dengan isu-isu yang memang sensitif. Saya akan menyebutkan beberapa isu yang sempat menggelinding di tengah masyarakat dan mendapat respon yang beragam, liat isunya dan bagaimana mereka memainkannya.

Sebulan pasca Jokowi-JK dilantik, Kementrian Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengusulkan penghapusan kolom agama dalam KTP karena alasan diskriminasi, padahal negara ini menganut pancasila yang sila pertama menempatkan “Ketuhanan yang Maha Esa”, sontak mayoritas umat Islam, Menteri Agama, Ketua MUI dan ormas Islam menyatakan menolak pengosongan kolom agama di KTP. Setelah menggelinding dan ditolak oleh masyarakat, Tjahjo Kumolo kemudian memperjelas bahwa kolom agama tidak akan dihapus hanya saja bagi yang beragama di luar agama resmi Indonesia, maka kolom agama tidak wajib diisi.

Kedua, masih ingat isu tentang pelarangan berdoa bagi anak-anak di sekolah yang katanya menjadi gagasan Mendikbud, Anies Baswedan? Hingga ustad Yusuf Mansur angkat bicara saat itu, walaupun setelahnya dia minta maaf karena ternyata setelah tabayyun kepada Mendikbud, Anies Baswedan membantah pelarangan itu, Anies mengatakan perkataannya dipelintir oleh media. Dan setelah klarifikasi itu, suasana kembali adem ayem.

Tak berselang lama, kembali netizen dihebohkan oleh postingan Esti Ningsih di twitternya , esti mengupload sebuah foto yang memuat larangan jilbab syar’i dalam seleksi pegawai BUMN, hal itupun ditanggapi oleh netizen sebagai tindakan diskriminasi, hingga DPR juga bereaksi terhadap isu tersebut, namun lagi-lagi setelah bola panas itu menggelinding, kementrian BUMN membantah adanya larangan tersebut, dan Esti Ningsih tersudut menjadi penyebar berita hoax, namun apakah betul hoax? Bahkan Jusuf Kalla turut berkomentar terkait hal ini, JK menilai ada pihak yang ingin menjatuhkan menteri Rini.
Entahlah… ketiga isu itu dilemparkan bulan November dan Desember, bahkan usia pemerintahannya baru mencapai dua bulan.

Selanjutnya penolakan pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di laut oleh para TNI mendapat kecaman dari warga, panglima TNI, Moeldoko mengatakan mengurus warga Indonesia saja susah, bagaimana mau mengurus orang lain, pernyataan itu menyinggung rasa kemanusiaan. Sedang di sisi lain pemerintah memperlakukan pengungsi syiah dengan nyaman dan fasilitas yang lengkap. Setelah kebijakan itu, Wapres JK meminta kepada TNI agar tidak lagi menolak pengungsi Rohingya masuk ke Indonesia.
Kasus terbaru adalah “kreativitas” menteri agama saat isra’ mi’raj dengan adanya tilawah langgam jawa, dengan alasan Islam di Indonesia harus punya ciri khas sendiri, tilawah langgam jawa itupun mendapat sorotan dari publik, lagi-lagi sosmed dibanjiri berita tersebut, ada yang mengecam adapula yang menerima, karena ini memang masih ikhtilaf. Walaupun akhirnya Menag minta maaf soal kegaduhan yang ditimbulkan oleh tilawah langgam jawa tersebut.

Belum sembuh isu tilawah langgam Jawa, kembali Menag menuai kecaman, lewat twitternya Menag berkicau terkait toleransi menghormati orang yang tidak puasa dengan tetap membolehkan warung buka di siang hari selama ramadhan, Karena menuai kecaman, Menag kembali mengklarifikasi maksud dari pernyataannya tersebut.

Selanjutnya Ketua Dewan Mesjid Indonesia yang juga Wakil Presiden, Jusuf Kalla yang membuat geger dengan isu pelarangan pemutaran kaset mengaji di mesjid-mesjid karena mejadi polusi udara, walaupun JK tidak mengusulkan pelarangan total, tapi mengatur waktu dan jangkauan suara mengaji tersebut, tetap saja JK mendapat kecaman dari masyarakat, bahkan tokoh-tokoh juga ikut bersuara menanggapi JK.
Itulah beberapa isu yang mengusik umat Islam sejak Jokowi-JK menjabat, lihat permainannya ada isu yang dilemparkan kemudian melihat reaksi masyarakat, jika ditentang maka akan ada klarifikasi secepatnya dan masalah pun selesai.

Saya hanya ingin bilang kepada pemerintah, tidak usah melempar isu sensitif apalagi tidak strategis dan akan memecah belah, fokus saja pada program strategis, seorang wapres tidak usahlah mengurus kaset mesjid, pikirkan sesuatu yang lebih besar, toh selama ini tidak ada masalah berarti dari dampak pemutaran pengajian di mesjid itu. Belakangan ini saja ada yang mengatakan itu polusi udara.
Kementrian agama memang harus memikirkan soal toleransi, dan tolonglah jangan hanya menuntut umat Islam saja yang harus melakukannya, saat natal dan nyepi semoga ada terobosan toleransi yang dari Kemenag, toleransi kepada umat Islam!

Terkait menghormati orang tidak puasa bukankah pelarangan warung buka di bulan ramadhan ataupun jika buka harus menggunakan tirai itu bisa menjadi khas nusantara sebagaimana yang diidam-idamkan oleh Menag?

Dan kepada masyarakat terutama yang aktif di sosial media, kita juga tidak boleh termakan isu media, cek dan ricek adalah cara terbaik sebelum mengumbar informasi kepada khayalak, karena banyak di antara kita yang hanya pembaca judul tanpa membaca isi beritanya, dan kadang judul berbeda dengan isinya. Tetap tingkatkan kewaspadaan terhadap hal yang mengusik, namun tetap dahulukan konfirmasi
Akhirnya kita terlalu dibuat sibuk dengan isu yang akan dilupakan setelah klarifikasi, saya curiga ini semua hanya pengalihan isu. Karena isu agama sensitif dan itu menarik untuk mengalihkan perhatian.

Semoga yang melakukan kejahatan segera dapat pembalasan dari Tuhan.

Subscribe to receive free email updates:

loading...

1 Response to "Kenapa Pemerintahan Jokowi - JK selalu "mengganggu" Umat Islam"

  1. KISAH SUKSES SAYA DARI HONORER JADI PNS no hp bpk sudwidjo yang telah membantu saya jadi PNS 0852-3042-5444

    KISAH CERITA SAYA JADI PNS Assalamu Alaikum wr-wb,Mohon maaf mengganggu waktu dan aktifitas ibu/bapak,saya cuma bisa menyampaikan melalui pesan singkat dan semoga bermanfaat, saya seorang honorer baru saja lulus jadi PNS tahun lalu, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar 009 jawa timur , Sudah 8 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, tidak pernah lolos bahkan saya sempat putus asah,namun teman saya memberikan no telf Bpk drs sudwidjo yang bekerja di BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur 13640 sebagai Kepala deputi bidang mutasi kepegawaian yang di kenalnya di bkn jakarta dan saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa, Hubungi Bpk DRS SUDWIDJO KUSPRIYO MURDONO. M. SI no telf beliau yang selalu aktif 0852-3042-5444 siapa tau beliau masih bisa membantu anda wassalam.

    ReplyDelete