Alhamdulillah !, Perawatan Bocah Korban Penyiraman Air Panas Ditanggung Pemerintah - Suara Medan | Info Medan Terkini

Alhamdulillah !, Perawatan Bocah Korban Penyiraman Air Panas Ditanggung Pemerintah

SUARAMEDAN.com - Penganiayaan dan kekerasan yang telah dilakukan terhadap MD, 8,  anak korban kekerasan warga jalan Sidomulyo Dusun 4 Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli, Kecamatan Deliserdang, ternyata membuat tubuhnya mengalami 25 persen luka bakar. Untuk perawatannya Pemerintah provinsi Sumut (Pemprovsu) akan menanggung biayanya sekaligus mencari solusi tempat penampungannya pasca keluar dari RS Bhayangkara Medan.

Ketika Kepala Biro PP Anak dan KB Provsu, Nurlela bersama Ketua KPAID Sumut, Zahrin Piliang menjenguknya di RS Bhayangkara, Sabtu (24/9) MD terlihat sudah semakin membaik. Bahkan, sudah terlihat bermain boneka dan makan dengan lahap. Meski ketika akan duduk ataupun bergeser dari tempat tidur, punggungnya masih terasa sakit akibat luka bakar siraman air panas yang dideranya. “Aduh sakit,” ujarnya merintih. Namun, meski sakit MD terlihat semangat dan lahap makan.

Suster RS Bhayangkara yang ditemui sedang merawat MD, Mika bersama pengawas RS Aipda Ani Ariani mengatakan dari hasil diagnosis dokter MD mengalami luka bakar di seluruh badanya sebesar 25 persen. Luka bakar yang dialaminya juga berada pada daerah vital yakni punggung dan selangkangan. “Makanya MD jadi kesulitan untuk duduk dan mengenakan pakaian,” ujar Mika.

Selain mengalami luka bakar, MD juga didiagnosis mengalami anemia juga mengalami hypo alubumen yakni kekurangan cairan di tubuh. “Selain itu kami juga menemukan bekas-bekas luka lama di seluruh badannya, juga luka bekas sayatan pisau. Di kakinya juga kami temukan seperti bekas ikatan dan ketika masuk ke RS mata sebelah kanannya memar karena dipukul pakai kayu,” jelas Mika.

Tak hanya itu, lanjut Mika tangan sebelah kiri MD juga didiagnosis patah dan kedua kakinya bengkok atau tidak bisa lurus. Sejak sepekan berada di RS Bhayangkara yakni Sabtu (17/9), MD sudah menerima perawatan mulai dari pemberian transfusi darah, juga perawatan untuk luka bakar.

“ Awal masuk ke sini HB nya hanya 4, sekarang sudah normal HB nya 11. Untuk luka bakarnya awalnya dokter meminta agar dilakukan pengikisan (debridamen), namun ketika kami rawat dengan salep, saat ini luka bakarnya sudah berangsur-angsur membaik, sehingga tidak lagi kami lakukan tindakan pengikisan,” terang Mika.

Kondisi MD yang sudah berangsur membaik tak jauh beda dengan HL, 28, yang juga merupakan korban penganiayaan yang dilakukan keluarga Yasmin Laia,38. Namun, di sekujur tubuh HL juga terlihat banyak bekas luka akibat dipukul dan dihantam pakai benda keras.

Penganiayaan yang dilakukan terhadap dirinya dikatakan HL hanyalah disebabkan hal-hal yang sepele seperti tidak bersih mencuci piring, tidak mencuci baju atau hal lainnya. “Kami dipukulnya karena hal sepelenya, contoh kalau kami tidak bersih mencuci piring, kalau si MD disiram air panas karena dia ketahuan mengambil susu,” ujar HL yang mengaku pernah dipukul kupingnya hingga sobek, dadanya dihantam dengan gilingan cabai, dan mulut serta kepalanya yang dipukul pakai bamboo. “Kalau bisa mereka dihukumlah yang berat,” kata HL.

Saudara HL, Rolis Lase yang berada di RS mengatakan kalau HL sudah bekerja di rumah Yasmin sejak 8 tahun yang lalu. Selama tiga bulan awal HL bekerja, Yasmin pernah mengunjungi keluarga HL di Gunung Sitoli dan memberikan uang Rp500 ribu yang dinyatakan sebagai gaji HL selama bekerja, namun setelah itu kabar HL pun tidak pernah lagi bisa diketahui pihak keluarga. “Ketika kami tanyakan sama mereka, mereka bilang HL sudah menjadi anak mereka, dan sejak itu kami tidak bisa lagi berkomunikasi dengan HL,” papar Rolis.

Kepala Biro PP, Anak dan KB Sumut, Nurlela mengatakan dirinya sangat prihatin terhadap kondisi MD dan HL, oleh karena itulah pihaknya akan berupaya sekuat tenaga untuk mencari solusi kepada kedua korban.

“Setelah kita menjenguk korban maka untuk biaya perawatannya dan penanganannya pasca keluar dari RS akan kita upayakan untuk tangani bersama. Hari Senin (26/5), kami akan melakukan rapat antar instansi terkait untuk mencari solusi untuk korban,” ujar Nurlela.

 Dijelaskan Nurlela, untuk perawatan kedua korban pihaknya akan berupaya mencari dana dari sharring antar instansi terkait, selain itu juga akan berupaya untuk mengurus BPJS kedua korban. “Makanya hari Senin ini kita akan tindaklanjuti dengan rapat bersama, untuk biaya saat ini sudah selesai kita tangani bersama dengan Dinas Sosial juga Dinas Kesehatan. Selanjutnya, kami akan membahas pengurusan BPJS dan tempat penampungannya setelah keluar dari RS,” terang Nurlela.

Ketua KPAID Sumut, Zahrin Piliang mengapresiasi respon yang dilakukan Kepala Biro PP, Anak dan KB Provsu, diharapkannya dengan hal ini menunjukkan ke depan usaha untuk mengatasi persoalan anak bisa ditingkatkan.

Saat ini kata Zahrin, yang perlu dipikirkan adalah tempat penampungan pasca MD dirawat di RS. Selain itu, polisi juga diminta untuk melakukan pengusutan hingga tuntas terkait kasus penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan, karena kekerasan yang dilakukan bisa mengancam jiwanya, terutama pengusutan pengangkatan MD yang merupakan anak di bawah umur untuk bekerja.

“Pasca perawatan kita harapkan Dinas terkait seperti Dinkes dapat memberikan trauma healing kepada MD, sebab traumanya ini akan sulit untuk disembuhkan hingga dia besar nanti, selain itu Dinsos juga kita harapkan dapat mencari tempat penampungannya, jika hingga saat ini aparat kepolisian tak juga menemukan pihak keluarga MD di Gunung Sitoli,” jelas Zahrin.

Subscribe to receive free email updates:

loading...

0 Response to "Alhamdulillah !, Perawatan Bocah Korban Penyiraman Air Panas Ditanggung Pemerintah"

Post a Comment