Larinya Napi di Binjai, LBH : "Copot Semua Petugasnya".

SUARAMEDAN.com - Medan. - Maraknya kasus larinya nappi dari tahanan dari belakangan ini menimbulkan pertanyaan dari publik tentang sistem keamanan di Lembaga Permasyarakatan yang di bawahi KemenkumHAM Yasona Laoli.

Direktur LBH Kota Medan, Surya Adinata menilai kaburnya 18 tahanan dari ruang tahanan narkoba Polres Binjai mengindikasikan adanya pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan petugas jaga.

"Hemat saya, bukan cuma mereka, petugas jaganya, atasan-atasannya juga layak mendapatkan sanksi. Termasuk Kapolres Binjai. Saya bilang dia layak dicopot,"

Ini bukan tanpa dasar. Sebelumnya di Percut Seituan. Kapolseknya dicopot setelah tahanan kabur dari sel di sana. Kenapa? Karena bagaimana pun kelalaian petugas jaga, kesalahan anggota, merupakan bagian dari tanggung jawabnya. Belum lagi jika dirunut soal kondisi tahanan dan prosedur kerja.
"Jika petugas jaga terbukti bekerja sama dengan tahanan-tahanan yang kabur, Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel harus bertindak lebih jauh. Harus dipidanakan itu petugas- petugasnya," tegasnya.

Dengan kata lain, pencopotan saja, atau mutasi saja, tidak cukup. Harus ada pidana supaya menimbulkan efek jera.

Selama ini, Polda Sumut terkesan lembek memberikan hukuman atau sanksi kepada pejabat yang terbukti lalai dalam menjalankan tugas.

"Saya pribadi berpendapat bahwa dimungkinkan terjadinya kongkalikong antara petugas dengan tahanan. Logika sajalah. Orang kalau bertukang pasti kedengaran suaranya. Kayu saja dipukul suaranya keras, kok. Konon pula tembok beton ruang tahanan polisi. Seharusnya lebih keras, toh?

Apa mungkin tembok ruang tahanan lembek, sehingga tidak perlu tenaga kuat untuk menjebolnya?,"
Jika demikian lebih kacau lagi. Namun mengacu pada pengakuan salah seorang tahanan yang kabur, bahwa pekerjaan menjebol ini dilakukan selama tiga hari, maka kemungkinan soal tembok yang rapuh terbantahkan.

Kembali pada kemungkinan pertama. Dan ini ganjil jadinya. Masak orang menjebol dinding tidak kedengaran?

Keganjilan lainnya, mengapa barang atau alat untuk menjebolkan dinding ruang tahanan bisa masuk?
"Padahal standar yang berlaku, setiap keluarga yang ingin menjenguk diperiksa terlebih dahulu. Di sini kecurigaan semakin menguat," ungkapnya.

sumber: Tribun

Tweet

Subscribe to receive free email updates:

loading...