Ansory Siregar Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara di Bumi Melayu

SUARAMEDAN.com - Kisaran,-Anggota DPR-RI H. Ansory Siregar, Lc kembali melaksanakan kegiatan sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara di bumi pantun daerah Melayu, tepatnya di Kota Kisaran Kabupaten Asahan Sumatera Utara, Ahad (25/09/2022).

Anshori Siregar menekankan kembali agar 4 Pilar berbangsa ini di hunjamkan kembali kepada anak-anak bangsa agar bisa mengerti, memahami dan merasakan makna-maknanya dalam setiap tindakan nya.

Dalam Sosialisasi empat pilar kali ini, Ansory Siregar kembali menguatkan dan menekankan “rasa nasionalisme” diantara semua elemen masyarakat Indonesia. "Nasionalisme adalah tangga menuju kemajuan bangsa Indonesia ke depan, apalagi ditengah hadangan arus globalisasi, " katanya.

Disinggung pula oleh beliau kekayaan orang-orang tertentu yang disimpan di bank-bank di luar Indonesia. Juga beliau mensinyalir bahwa Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja sangat cenderung sekali mengakomodir kepentingan-kepentingan para pengusaha kapitalis, serta mengabaikan kepentingan-kepentingan para buruh atau para pekerja.

Acara yang dihadiri kalangan milenial para pemuda, tokoh adat dan agama, juga di hadapan para guru, Ansor menerangkan bahwa Dalam UU No 17 tahun 2014, setiap anggota MPR memiliki tugas untuk mensosialisasikan dan memasyarakatkan Empat Pilar MPR RI.

Ansory Siregar pun menjabarkan empat pilar berbangsa dan bernegara ini, adalah Pancasila merupakan dasar negara, Undang-undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan negara. "Ke Empat pilar ini harus kita jaga dan pelihara bersama sebagai rakyat Indonesia, " tegasnya.

Di hadapan peserta sosialisasi Ansory Siregar menjelaskan satu demi satu pilar kebangsaan ini. Contoh, Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara, semestinya dilaksanakan dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengundang empat orang peserta yg berlainan suku dan bahasa, untuk maju ke panggung agar berpidato sesuai dengan bahasa nya masing-masing. “Lihatlah betapa indah nya semboyan kita...bahasa nya lain-lain tapi kita tetap bersatu”...inilah Bhinneka Tunggal ika, paparnya, "pungkasnya.