Tangan Anaknya Patah di RS Elisabeth, Pasutri ini Cari Keadilan Hingga ke DPRD Medan - Suara Medan | Info Medan Terkini

Tangan Anaknya Patah di RS Elisabeth, Pasutri ini Cari Keadilan Hingga ke DPRD Medan

SUARAMEDAN.com -Nasib malang tengah menimpa Dedy Jimmy Hutapea dan istrinya Dora Br Manulang warga Jln.Ayahanda Gang Tabib,Medan. Hampir bertahun-tahun kedua pasangan suami istri itu mencari keadilan.Pasalnya,bayi yang dilahirkan mengalami patah tulang akibat dugaan kesalahan tim medis di RS Santa Elisabeth,Medan.Rasa keadilan itu akhirnya bisa diperoleh setelah keduanya mengadu ke Komisi B DPRD Kota Medan,Selasa (21/8).

Dimana,pihak DPRD Kota Medan dalam hal ini Komisi B merekomendasi agar RS Elisabeth Medan bertanggung jawab secara penuh atas bayi pasangan Dedy Jimmy Hutapea dan Dora Br Manulang untuk ditangani sampai pulih,serta membentuk tim ahli medis baik dokter saraf,dokter anak dan tim ahli lainya agar bayi bisa ditangani dengan cepat

Sebelumnya dalam pertemuan tersebut turut hadir Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth, Maria Kristina, dr.Alfred C Satyo,mewakili Ikatan Dokter Indonesia ( IDI),dan Kadis Kesehatan Kota Medan,Osma Polita.

Dihadapan,Herri Zulkarnaen Hutajulu,anggot Komisi B yang memimpin rapat bersama Wong Chung Sen dan Edward Hutabarat,diceritakan Jimmy bahwa peristiwa itu terjadi pada tanggal 31 Oktober 2017.

Ia menceritakan saat itu istrinya akan melahirkan sehingga langsung melakukan konsultasi ke Dr Zaman Kaban sebagai dokter konsultasi pemeriksaan kandungan.” Kami selama ini rutin melakukan pemeriksaan kandungan ke dokter Zaman Kaban,saat istri saya mengalami kontraksi saya meminta saran rumah sakit ,tapi kami memilih RS Santa Elisabeth,” cerita Jimmy.

Kedua pasangan suami istri ini hanya mendapatkan rujukan karena dokter Zaman Kaban tidak berpraktek d RS Santa Elisabeth Medan.” Saat tiba dirumah sakit istri saya mengalami kontraksi kami hanya berharap normal ,” papar Jimmy.

Secara singkat dikatakan Jimmy seorang bidan pun akhirnya melakukan penanganan medis,tapi dalam proses persalinan tersebut terjadi keganjalan karena bidan melakukan dorongan yang sangat kuat dari perut hingga bayi keluar.” Tapi saat itu bayi saya ditarik begitu dengan kuat sekali.Dan bidan yang menangani tampak berbisik hingga saya curiga,” katanya.

Namun,kata Jimmy alangkah hatinya hancur saat bidan menyatakan bayi yang berjenis kelamin perempuan tersebut mengalami kelainan.” Akhirnya saya diberitahu oleh dokter dalam bahasa medis hingga saya lakukan pencarian di internet ternyata bayi saya mengalami patah lengan.Dokter juga bilang bila tidak ditangani cepat akan cacat seumur hidup ,” ucap Jimmy.

Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth, Maria Kristina,tak menampik akan hal itu,serta pihaknya sudah berupaya melakukan penanganan pemulihan.” Kondisi bayi yang dilahirkan saat itu besar sehingga dilakukan tindakan destonasi bahu atau penekukan bahu karena untuk menyelamatkan bayi,” ucapnya.

Ia mengatakan pihaknya sudah berupaya agar bayi bisa ditangani dengan cepat,tapi belum membuahkan hasil.

Pertemuan ini sempat terjadi perdebatan dengan kuasa hukum Jimmy yang menyayangkan hingga saat ini belum ada keseriusan pihak RS Elisabeth Medan.” Cukup lama persoalan ini sampai sekarang belum ada tindakan apa pun.Dan kami sudah mengirimkan hasil dari dokter lainya serta sebagai perbandingan,tapi juga tidak direspon,” tegas Ancol.

Tak ingin berdebat akhirnya diputuskan untuk segera dibentuk tim secara bersama dan hal ini langsung disetujui pihak Dinas Kesehatan Kota Medan.” Usia bayi ini masih bisa ditangani segera dibentuk saja tim untuk penanganan secara bersama dengan melibatkan IDI,Dinkes Kota Medan,tim ahli dokter dan juga DPR,” kata Usman Polita yang langsung disetujui pihak Komisi B DPRD Kota Medan.

Direktur Rumah Sakit Elisabeth,Maria Kristina akhirnya menyetujui keputusan tersebut.” Kami setuju keputusan ini segera kami bentuk tim work pada Kamis sehingga bisa ditangani,” ucapnya.

Dora Br Manulang,sebagai ibu dari bayi saat itu hanya bisa berlinang air mata.” Bagaimana perasaan seorang ibu melihat anak diberlakukan seperti ini.Anakku sekarang ini alami kelainan aku hanya berharap sembuh total,”ucap Dora.

Ia berharap bila keadilan yang dituntut ya tak tercapai harapanya hanya kepada kalangan dermawan agar bayinya bisa dibawa berobat ke luar negeri.” Kami sudah capek mencari keadilan kalau tidak ada lagi hanya bantuan dermawan agar bayi ini bisa ditangani pengobatannya ke luar negeri saja.Sebagai ibu saya ingin nantinya anakku ini tumbuh dan berkembang tanpa kekurangan apa pun,” kata Dora.

Subscribe to receive free email updates:

loading...

0 Response to "Tangan Anaknya Patah di RS Elisabeth, Pasutri ini Cari Keadilan Hingga ke DPRD Medan"

Post a Comment