Pemuda Muhammadiyah Balas Kritik Pernyataan Jokowi
Thursday, February 23, 2017
Dahnil Anzar Simanjuntak,
Demokrasi,
Jokowi,
Nasional,
NKRI,
Pancasila,
PP Muhammasiyah
SUARAMEDAN.com - Jakarta.- Pernyataan Presiden Republik Indonesia yang mengkritik demokrasi Indonesia, di balas dengan kritikan tajam yang dilontarkan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Sebelumnya Jokowi, mengatakan bahawa praktik demokrasi di Indonesia kebablasan, yang bisa menimbulkan adanya liberalisme, radikalisme, sektarianisme, terorisme, dan ajaran lain yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Dahnil yang merupakan anak Medan ini mengatakan, masyarakat Indonesia baru menikmati demokrasi sekitar 17 tahun setelah reformasi. Praktik demokrasi akan ada ongkos demokrasi yang kemudian menuju pada kutub ekstrem liberalis dan ekstrem radikalis. Hal tersebut alamiah.
Menurutnya, kedepannya masyarakat akan terdidik dan teredukasi setelah terbiasa dengan proses demokrasi.
"Saya lihat masyarakat secara prinsip ternyata lebih teredukasi atau lebih dewasa menerima perbedaan. Justru yang tidak terbiasa menerima perbedaan proses demokrasi itu adalah elit," kata Dahnil.
Ia menjelaskan, kelompok elit yang dimaksud dalam hal ini kaum elit politik, eksekutif, legislatif, dan partai politik. Mereka tidak mengedukasi karena tidak mempunyai komitmen. Mereka juga tidak menghiraukan etika atau fatsun politik yang mengedukasi publik.
Ia menambahkan, para elit juga tidak menghadirkan akhlak atau etika dalam berpolitik. Sehingga demokrasi Indonesia diseret pada kutub ekstrem. Kuncinya, bagaimana elit menyikapi permasalahan yang terjadi saat ini. Kondisi demokrasi yang terjadi di Indonesia justru menjadi PR (pekerjaan) para elit politik, termasuk presiden. "Bukan PR masyarakat, malah masyarakat sudah sangat biasa dengan proses demokrasi ini," ujarnya.
Ia mencontohkan, hal yang dilakukan para elit dan tidak mengedukasi publik, misalnya ekstrem politik uang. Hal ini muncul karena elit politik menggunakan uang sebagai alat transaksi politik. Kemudian membudayakan politik uang. Mereka tidak memunculkan kontestasi yang didasari oleh kapasitas yang lebih penting. Menurutnya, justru saat ini adalah momentum untuk melakukan koreksi terhadap sikap para elit.
Dikatakan Dahnil, para elit adalah pelaku demokrasi. Para elit adalah eksekutif, legislatif, partai politik dan termasuk Presiden Jokowi. Berulang kali, kata Dahnil, banyak tokoh menyebutkan permasalahannya bukan antitoleransi dan anti-NKRI.
"Masalah utama kita adalah ketidakadilan, ketidakadilan itu selalu menyeret orang, menyeret demokrasi. Oleh karena itu yang perlu diperbaiki sikap elit menyikapi demokrasi itu," katanya.
sumber : republika.co.id
loading...
0 Response to "Pemuda Muhammadiyah Balas Kritik Pernyataan Jokowi"
Post a Comment