Anak-anak dalam Penggunaan Gadget
Sumberfoto: squillo.com |
(founder kampung dongeng Indonesia)
(1) Saya berikan Smartphone kepada kedua anak saya saat masuk kelas 2 SMP
(2) Sebelum berangkat ke toko smartphone, saya memberi pemahaman pada anak saya. Smartphone itu utk kemajuan teknologi & komunikasi. Titik!
(3) Dalam smartphone ada kamera. Saya sampaikan kepada anak saya tentang aturan2 pengambilan gambar/video, termasuk bila mengambil gambar/video manusia maka yg difoto/divideo harus lengkap dengan pakaiannya.
(4) Di dalam Smartphone hanya boleh 3 games. Itupun kami diskusikan mana games yang harus di install. Diskusi ya. Bukan semau gue atau semau anak kite. Hehehe
(5) tapi hampir tidak pernah kedua anak saya main games di smartphone. Mereka malah suka ajak saya main game bola di komputer atau main bola beneran disamping rumah saya.
(6) Saat dirumah penggunaan gadget secara normal dan tidak berlebihan. Waktu penggunaan ditentukan. Termasuk saya juga ditentukan waktunya. Saat diluar rumah. Utamakan ngobrol sama orang dr pada senyum, cemberut atau marah pd smartphone.
(7) setelah digunakan, gadget tidak diletakkan dikamar masing-masing. Tapi letak gadget di ruang khusus yg disepakati. Termasuk gadget saya & istri.
(8) karena meletakkan gadget di tempat yg sama, jadilah saya tukang pengisi batre. Hahaha. Kerjaan tambahan. Tapi senang. Krn kita bisa tau history pemakaian anak2 kita.
(9) Sebelum masuk SMA. Smartphone tidak kami isi SIM card. Jadi kalau mau online di rumah pakai Wifi, diluar pakai Hotspot dari saya atau Bundanya.
(10) Kedua anak saya aktif punya sosmed. Tapi sampai sekarang semua password akun mereka saya tau. Begitu juga sebaliknya, mereka tau akun dan password sosmed saya.
(11) Kami semua bertindak sebagai admin sosmed. Kadang kalau anak saya bikin status di facebook, lalu ada komen, bisa jadi saya yg balas komentarnya. Atau sebaliknya. Anak2 saya seringkali juga menjawab komen dr status saya.
(12) baca poin diatas jangan lantas kesel ama saya sambil bilang "kak awam suka lempar status sembunyi tangan, karena yg balas anaknya". Hahahaa... Maaf ya.
(13) karena sama-sama bisa bertindak sebagai admin, maka tak sedikit saya menghapus atau blokir teman Facebook anak saya yg berlebihan.
(14) kadang yg bikin lucu. Banyak anak SD yang inbox miqdad di jam malam. Kadang ada yg sampai jam 10 malam. Jumlahnya bikin kaget. Bisa ratusan anak. Coba... tebak, saat sang anak inbox malam-malam, itu orangtua/pendampingnya kemana?
(15) Ditanggapi gak inbox anak-anak itu? Ya! Saya yg pegang kendali. Dan si anak yg chat menganggap saya adalah anak saya. Lalu? Mengaku sebagai miqdad, saya menjelaskan bagaimana menggunakan smartphone yg baik. Ada yg suka, ada yg judes, ada yg naksir. Hahaha. Macem-macem.
(16) Poin diatas saya punya dua keuntungan. (a) saya berharap si anak itu kemudian memahami (b) saat pegang hp miqdad juga membacanya lalu memahami chat saya. Soal ini, TEPUK TANGAN DOOOOONG !!!!
(17) Saat alat pintar bernama smartphone itu dlm genggaman anak2, saya tidak lantas meminta mereka sendirian mencari manfaat. Saya berikan pilihan mau mengembangkan apa dgn smartphone mereka?
(18) Anak pertama saya kini baru lulus kelas 3 SMK, lebih tertarik mengembangkan aplikasi android. Alhamdulillah kini sudah punya 4 karya aplikasi android ada di play store dan menjuarai beberapa perlombaan. Kabarnya juga jadi mentor Android kejar di perusahaan google. Sempat juga kerja kerasnya, hasil coding tentang sensor pengambilan sampah di sungai mendapat juara.
(19) Anak kedua saya kini kelas 3 SMP dan tertarik musik dan film. Maka jangan heran kalau channel youtube dan instagramnya berisi video musik dan videographi karya dia. Bahkan kalau buka channel sayapun banyak yg buatannya.
(20) anak-anak kita masuk group sosmed? BOLEH! Syaratnya, kita atau salah satu diantara ortu anak anggota group masuk juga di group dan ikut jadi admin.
(21) Poin-poin diatas bukan saja untuk kedua anak saya. Tapi juga untuk saya dan istri. Smartphoneku adalah smartphone istri. Smartphone istri adalah smartphoneku. Jadi... gak mungkin kan saya atau istri bisa telpon, SMS, inbox, WhatsApp, DM, LINE ke mantan? (Abaikan yg ini)
Jadi, sambut kehadiran kemajuan teknologi dengan kegembiraan. Tidak ada anak yg bermasalah. Semua istimewa, kita yg perlu melakukan pendampingan yg SERIUS!
Salam Senyum Anak Indonesia
@awamprakoso
#tentangAyah #AyahADA #kadoparenting
loading...
0 Response to "Anak-anak dalam Penggunaan Gadget"
Post a Comment