Negara Islam Ingatkan Myanmar Beri Akses Perwakilan OKI Temui Etnis Rohingya
SUARAMEDAN.com - Kuala Lumpur, - Organisasi Kerja Sama Islam mendesak Myanmar mengizinkan delegasinya untuk meninjau langsung kondisi komunitas Rohingya di Negara Bagian Rakhine menyusul dugaan kekerasan terbaru yang mereka alami.
Seruan itu disampaikan OKI dalam komunike usai pertemuan darurat tingkat menteri luar negeri yang diadakan di Kuala Lumpur pada Kamis (19/01).
Komunike OKI juga mendesak Myanmar menegakkan hukum, bekerja untuk mewujudkan solusi yang lestari dan mengizinkan pulang pengungsi Rohingya dengan jaminan keamanan.
OKI, dalam pertemuan yang dihadiri oleh menteri luar negeri dari 56 negara anggota, meminta Myanmar memberikan "akses leluasa dan tanpa syarat" bagi bantuan kemanusian ke daerah yang terdampak.
Sidang darurat OKI digelar menyusul berbagai laporan dugaan kekerasan terbaru yang dialami kelompok minoritas Rohingya, pada umumnya beragama Islam, di Negara Bagian Rakhine.
Kekerasan ini bermula pada Oktober 2016 ketika terjadi pembunuhan sembilan polisi perbatasan Myanmar yang oleh otoritas setempat dikatakan dilakukan oleh militan Rohingya.
Sejak saat itu militer Myanmar melakukan operasi pemulihan keamanan di Rakhine dan negara bagian itu dinyatakan tertutup bagi media. Para pekerja bantuan asing juga dibatasi masuk ke sana.
Setidaknya 65.000 orang Rohingya sudah melarikan diri dari Rakhine, yang dihuni oleh etnik Rakhine mayoritas beragama Buddha dan kelompok minoritas Rohingya, ke negara tetangga, Bangladesh. Mereka menuturkan terjadinya pembunuhan, pemerkosaan dan kekejaman yang diduga dilakukan oleh aparat keamanan, meskipun klaim mereka tak bisa diverifikasi karena akses ke Rakhine dibatasi.
Indonesia sendiri menyatakan kesiapan untuk menjembatani OKI mengambil langkah konstruktif."Hanya dengan mengambil langkah konstruktif dan inklusif, OKI dapat berkonstribusi dalam membuat situasi di Negara Bagian Rakhine lebih baik," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan OKI.
Ditambahkan oleh Retno Marsudi, setelah pertemuan OKI itu ia melakukan kunjungan ke Sittwe, Rakhine, untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan sebanyak 10 kontainer dari Indonesia dan meresmikan dua sekolah baru juga bantuan masyarakat Indonesia.
Seruan itu disampaikan OKI dalam komunike usai pertemuan darurat tingkat menteri luar negeri yang diadakan di Kuala Lumpur pada Kamis (19/01).
Komunike OKI juga mendesak Myanmar menegakkan hukum, bekerja untuk mewujudkan solusi yang lestari dan mengizinkan pulang pengungsi Rohingya dengan jaminan keamanan.
OKI, dalam pertemuan yang dihadiri oleh menteri luar negeri dari 56 negara anggota, meminta Myanmar memberikan "akses leluasa dan tanpa syarat" bagi bantuan kemanusian ke daerah yang terdampak.
Sidang darurat OKI digelar menyusul berbagai laporan dugaan kekerasan terbaru yang dialami kelompok minoritas Rohingya, pada umumnya beragama Islam, di Negara Bagian Rakhine.
Kekerasan ini bermula pada Oktober 2016 ketika terjadi pembunuhan sembilan polisi perbatasan Myanmar yang oleh otoritas setempat dikatakan dilakukan oleh militan Rohingya.
Sejak saat itu militer Myanmar melakukan operasi pemulihan keamanan di Rakhine dan negara bagian itu dinyatakan tertutup bagi media. Para pekerja bantuan asing juga dibatasi masuk ke sana.
Setidaknya 65.000 orang Rohingya sudah melarikan diri dari Rakhine, yang dihuni oleh etnik Rakhine mayoritas beragama Buddha dan kelompok minoritas Rohingya, ke negara tetangga, Bangladesh. Mereka menuturkan terjadinya pembunuhan, pemerkosaan dan kekejaman yang diduga dilakukan oleh aparat keamanan, meskipun klaim mereka tak bisa diverifikasi karena akses ke Rakhine dibatasi.
Indonesia sendiri menyatakan kesiapan untuk menjembatani OKI mengambil langkah konstruktif."Hanya dengan mengambil langkah konstruktif dan inklusif, OKI dapat berkonstribusi dalam membuat situasi di Negara Bagian Rakhine lebih baik," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan OKI.
Ditambahkan oleh Retno Marsudi, setelah pertemuan OKI itu ia melakukan kunjungan ke Sittwe, Rakhine, untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan sebanyak 10 kontainer dari Indonesia dan meresmikan dua sekolah baru juga bantuan masyarakat Indonesia.
loading...
0 Response to "Negara Islam Ingatkan Myanmar Beri Akses Perwakilan OKI Temui Etnis Rohingya"
Post a Comment