Kesalahan-kesalahan Yang Sering Terjadi di Bulan Ramadhan - Suara Medan | Info Medan Terkini

Kesalahan-kesalahan Yang Sering Terjadi di Bulan Ramadhan


Hasil gambar untuk ramadhanSUARAMEDAN.com - Bulan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk mendulang pahala dan menui ampunan Alloh dalam setahun mengunjungi kita. Inilah saatnya orang-orang yang merindukan surga berpacu dalam amal shaleh. Inilah pula saatnya orang-orang yang banyak berdosa bertaubat kepada Allah swt dan mengganti lembaran-lembaran hidupnya yang kelam dengan lembarang-lembaran baru yang putih dan bersih.


Agar kita berhasil meraih kebaikan yang melimpah dibulan ini, maka hendaknya kita menghindari beberapa kesalahan yang kerap dilakukakan oleh sebagian kaum Muslimin terkait dengan amalan-amalan di bulan Ramadhan. Berikut ini kami paparkan penjelasan seputar kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada bulan Ramadhan. Semoga Alloh swt memberikan manfaat kepada kita semua dengan penjelasan ini. Amin...

1. Berpaling dari Memahami dan Mentadabburi Al-Qur’an.
Kebanyakan kaum muslimin membaca al-Qur’an dengan tidak memahami apa yang mereka baca. Bahkan, ketika terlintas hukum-hukum syar’iyah, dalil-dalil Qur’aniyyah, nasehat-nasehat yang agung dan perumpamaan-perumpamaan yang jelas, dia tidak mengetahui apa yang melintasinya. Dia tidak pula mengetahui makna kitab Allah yang turun kepadanya. Allah ta’ala berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat petunjuk. (Qs. Shad: 29)
Allah ta’ala mencela orang-orang yang berpaling dari mentadabburi al-Qur’an dalam firman-Nya:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Maka, apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an, ataukah hati mereka terkunci? (Qs. Muhammad:24)
Allah ta’ala berfirman:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Apakah mereka tidak menghayati Al-Qur’an? Seandainya ( Al-Qur’an) itu bukan dari sisi Allah, pastilah mereka mendapat banyak hal yang bertentangan di dalamnya. (Qs. an-Nisa’: 82)
Allah ta’ala mengabarkan bahwasanya ini merupakan sifat kebanyakan orang Yahudi, Allah ta’ala berfirman:
وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui al-Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. (QS. al-Baqarah:78)
Abu Ja’far Ibnu Jarir ath-Thabari berkata, “Maksud firman-Nya ( لا يعلمون الكتاب ) adalah tidak mengetahui apa-apa yang ada di dalam kitab yang diturunkan oleh Allah, dan tidak mengetahui apa-apa yang Allah tetapkan dari batasan, hukum dan kewajiban seperti kondisi para binatang.”
Abu Abdirrahman as-Sulami berkata, “Orang-orang yang membacakan Al-Qur’an kepada kami telah memberitakan bahwasanya apabila mereka mempelajari sepuluh ayat, mereka tidak melanjutkannya sampai mengetahui kandungan ilmu lalu mengamalkannya”. Beliau berkata, “Kami mempelajari al-Qur’an, ilmu dan mengamalkannya.”

2. Meninggalkan makan sahur.
Ada sebagian orang yang meninggalkan makan sahur. Hal ini sesungguhnya tidak sesuai dengan sunnah. Dari Abu Sa’id al-Khudri  ia berkata bahwa, “Rosululloh  bersabda:
(( السُّحُورُ كُلُّهُ بَرَكَةٌ، فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ ))
“Makan sahur itu seluruhnya berkah. Maka janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya dengan seteguk air, karena sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan)

3. Berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan dengan maksud ihtiyath(berjaga-jaga).
Hal ini menyelisihi hadits dari Abi Hurairah, ia berkata bahwa Rosululloh saw bersabda:
“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau sebelum Ramadhan kecuali seorang yang biasa berpuasa dengan suatu puasa sunnah maka hendaknya ia berpuasa” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ash-Shan-ani berkata: “ Ini menunjukan haramnya berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan dalam rangka untuk Ihtiyath (Berjaga-jaga)”.
An-Nawawi  berkata: “Hukum berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan adalah haram apabila bukan karena kebiasaan puasa sunnah”.
Maka bisa disimpulkan haramnya puasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan dalam rangka ihtiyath, adapun senin-kamis, puasa Daud dan lain-lainnya lalu bertepatan dengan sehari atau dua hari sebelum Ramadhan maka itu tidak apa-apa.

4. Mengerjakan puasa tetapi meninggalkan shalat.
Ini merupakan kesalahan yang besar. Sebab shalat adalah tiang agama dan rukun Islam yang paling agung setelah syahadat. Jauh lebih ringan meninggalkan puasa dari pada meninggalkan shalat. Oleh karena itu, sungguh keliru jika seorang berpuasa tetapi meninggalkan puasa. Bahkan orang yang meninggalkan sholat puasanya tidak sah dan tidak diterima, karena orang yang meninggalkan sholat hukumnya kafir dan murtad. Hal ini berdasarkan firman Allah:
Artinya: ‘’ Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu )adalah saudara-saudara kalian seagama.’’ ( QS. At-Taubah:11 ).

5. Tidak rajin mengerjakan sholat kecuali di Rhomadhon.
Sebagian orang ada juga yang hanya aktif dan bersemangat melaksanakan sholat di bulan Rhomadhon saja. Di luar Rhomadhon mereka menyia-nyiakan sholat. Ini jelas merupakan kesalahan paling fatal dan dosa besar.
Rosulullah Saw bersabda:
 بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ.
‘’ (Batas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan Sholat.’’ (HR. Muslim)
Dan ada juga salah satu hadis sebagaimana Rosulullah Saw bersabda:
الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ.

‘’ Perjanjian antara kami (kaum muslimin) dan mereka (orang-orang munafik) adalah sholat. Barang siapa yang meninggalkanya,maka sungguh ia telah kafir.’’ ( HR. At-tirmizi,an-Nasa’i dan Ibnu Majah).

6. Lalai dari tujuan utama puasa dan hikmahnya.
Puasa memiliki maksud dan tujuan yang tinggi, di antaranya adalah apa yang di sebutkan Allah SWT dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: ‘’Hai orang-orang yang beriman, di wajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana di wajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.’’ (QS. al-Baqarah:183).

Tujuan puasa adalah agar seseorang meraih ketakwaan,bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum, karena Allah SWT tidak butuh puasa yang seperti ini, sebagaimana sabda Nabi Saw:
 مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ.
Artinya: "Barang siapa tidak meninggalkan perkataan keji dan dusta, serta melakukanya, maka Allah tidak butuh dengan puasanya.’’ (HR. Al-Bukhari).
Terkadang kita melihat sebagaimana orang berpuasa, tetapi tidak meninggalkan perbuatan dan perkataan haram, seperti permusuhan,hasad,dengki,ghibah dan namimah ( menggunjing dan mengadu domba), serta perkataan keji.

7. Tidak mempelajari hukum-hukum puasa,adab-adab-nya,syarat-syarat dan pembatal.
Untuk mengetahui tentang hukum-hukum yang terkait dengan puasa tidaklah sulit. Bisa dengan menghadiri majlis-majlis ta’im, atau membaca buku atau bertanya tentang masalah puasa. Orang yang meninggalkan semua ini, maka ia berpuasa dalam keadaan jahil (bodoh), sehinggah sangat boleh jadi ia melakukan perbuatan yang membatalkan puasanya sedangkan ia tidak mengetahuinya.
Padahal Allah SWT berfirman
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: ‘’ Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kalian tidak mengetahui."(QS. an-Nahl:43)

Rosulullah Saw bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.

Artinya: Barang siapa yang melakukan amalan yang tidak di dasari perintah kami, maka amalan tersebut tertolak. (HR. Muslim).

8. Shalat tarawih dengan tergesa-gesa dan tidak tuma’nīnah (tenang).
Pada pelaksanaan shalat tarawih di masjid-masjid sering kita saksikan imam shalat melakukan shalat tarawih dengan tergesa-gesa, terlalu cepat dalam melaksanakan shalat, tidak menyempurnakan sujud, ruku’, dan bacaan shalat lainnya. Padahal Rosululloh  bersabda, “Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri di dalam shalat, di mana ia tidak menyempurnakan ruku, sujud, dan kekhusyu’annya.” (HR. Ahmad)
Dan juga sabda beliau ‘‘Tidak sah shalat seseorang yang tulang punggungnya tidak lurus ketika melakukan ruku’ dan sujud.’ (HR. an-Nasa’i  dan at-Tirmidzi).

9. Berlebihan-lebihan dalam makan dan minum sehinggah merasa berat untuk beribadah.
Sebagaian salafus sholeh mengatakan bahwa barang siapa yang banyak makan, minum dan tidur, niscaya ia luput dari berbagai macam kebaikan. Nabi Saw bersabda:
مَا مَلأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسَبِ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ فَاعِلاً فَثُلُثُ لِطَعَامِهِ وَثُلُثُ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ.

Artinya: ‘’ Tidak ada tempat paling buruk yang di penuhi isinya oleh manusia kecuali perutnya, karena sebenarnya cukup baginya beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Walaupun ia ingin makan. Hendaknya ia atur dengan cara sepertiga umtuk makananya, sepertiga untuk meminumnya dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Ahmad,an-Nasa’i dan at-Tirmizi disahihkan al-Albaini).

10. Meng-awalkan waktu sahur dan meng-akhirkan berbuka puasa.
Ini menyelisihi apa yang diajarkan Nabi Saw, yang beliau ini selalu mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Beliau shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفُطُوْرُ.
Manusia senantiasa dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka. (HR. Muttafaqun ‘alaih)
Beliau shallallahu ‘alahi wa sallam mengkabarkan bahwa mengakhirkan berbuka adalah perbuatan Yahudi. Ketika menyemangati kaum muslimin untuk menyegerakan berbuka, beliau shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
فَإِنَّ الْيَهُوْدَ يُؤَخِّرُوْنَ.
Sesungguhnya orang-orang Yahudi selalu mengakhirkan (berbuka puasa).  (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang shahih)

Adapun mengakhirkan sahur adalah sunnah, sebagaimana dalam hadits Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, (beliau) berkata:
تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِىِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ . قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ اْلأَذَانِ وَالسَّحُوْرِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِيْنَ آيَةً.
Kami sahur bersama Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, kemudian beliau bangkit menuju shalat, aku bertanya, ‘Berapa jarak waktu antara adzan dan sahur?’ Dia menjawab, ‘Kira-kira lima puluh ayat.’ (HR. al-Bukhari)

Ada sebagian orang yang meninggalkan sahur dan makan ditengah malam. Hal ini sesungguhnya tidak sesuai dengan sunnah. Dari Abi Said al-Khudri radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
السُّحُورُ كُلُّهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ.
Sahur itu penuh dengan barakah. Maka, janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya dengan seteguk air, (karena) sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang sahur. (HR. Ahmad dengan sanad hasan).

11. Mengakhir-akhirkan shalat Zhuhur dan ‘Ashar dari waktunya lantaran tidur yang berlebihan.
Alloh  berfirman, artinya: ‘Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya.’ (QS. al-Ma’un:4-5)
Termasuk orang-orang yang lalai terhadap shalatnya adalah mereka yang menunda-nunda waktu shalat atau meninggalkan shalat berjama’ah tanpa udzur.
Tidur merupakan salah satu karunia Alloh  yang diberikan kepada hamba-Nya. Ia adalah suatu kebutuhan manusiawi yang harus dipenuhi. Hanya saja, jika ia melebihi batas yang wajar, maka ia bisa merusak hati.

Dalam bulan puasa ini kita mengharapkan sesuatu yang sangat besar, bahkan lebih berharga dari segala sesuatu, yaitu surga Alloh  yang luasnya seluas langit dan bumi. Oleh karena itu, hendaklah kita meninggalkan banyak tidur sehingga waktu yang kita miliki tidak hilang dengan percuma.

Subscribe to receive free email updates:

loading...

1 Response to "Kesalahan-kesalahan Yang Sering Terjadi di Bulan Ramadhan"

  1. mari coba keberuntungannya bersama kami di updatebetting
    ditunggu apalagi,ayo buruan daftar

    ReplyDelete