PBB: 1.000 Orang Meninggal Dalam Operasi Militer Myanmar Pada Oktober 2016 - Suara Medan | Info Medan Terkini

PBB: 1.000 Orang Meninggal Dalam Operasi Militer Myanmar Pada Oktober 2016


PBB: 1.000 Orang Meninggal Dalam Operasi Militer Myanmar Pada Oktober 2016SUARAMEDAN.com - Yangon, - Laporan yang dirilis oleh DK PBB telah terjadi pembantaian oleh Pemerintah Myanmar terhadap lebih dari 1.000 warga Rohingya dalam operasi militer yang dilakukan negara itu pada Oktober 2016 lalu. 


Angka tersebut disampaikan dua pejabat badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani pengungsi Rohingya yang kabur dari Myanmar.

Dikatakan keduanya, jumlah korban jiwa akibat operasi militer Myanmar jauh lebih besar dari yang sebelumnya dilaporkan.

"Angka mereka jauh lebih besar daripada angka kami," ujar seorang pejabat Myanmar seraya menolak mnejelaskan lebih jauh.

"Omongan yang beredar saat ini ratusan korban jiwa. Ini mungkin terlalu rendah, kita mungkin melihat angka ribuan," ujar salah satu pejabat PBB seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (9/2/2017).

Dikatakannya, angka ribuan korban jiwa itu merupakan informasi yang dikumpulkan PBB dari para pengungsi Rohingya di kamp-kamp Bangladesh dalam empat bulan terakhir.

Menurut pejabat yang tak ingin disebut namanya itu, banyaknya testimoni yang dikumpulkan dari para pengungsi bisa memverifikasi kesimpulan bahwa jumlah korban jiwa telah mencapai 1.000 orang.

Namun pejabat-pejabat pemerintahan Myanmar bersikeras, bahwa kurang dari 100 orang tewas sejak militer memulai operasi terhadap warga Rohingya di negara bagian Rakhine Operasi tersebut dilancarkan setelah militer Myanmar mengklaim bahwa para militan Rohingya telah menyerang pos-pos polisi perbatasan, hingga menewaskan 9 polisi.

Juru bicara kepresidenan Myanmar, Zaw Htay mengatakan, korban tewas yang mencapai seribuan seperti diklaim pejabat-pejabat PBB tersebut, harus diperiksa di lapangan.



Subscribe to receive free email updates:

loading...

0 Response to "PBB: 1.000 Orang Meninggal Dalam Operasi Militer Myanmar Pada Oktober 2016"

Post a Comment