MUI : "Ada Yang Tidak Pantas Saat Pemeriksaan KH. Ma'aruf Amin".

SUARAMEDAN.com - Jakarta. Menanggapi persidangan Ahok ke 8 yang menghadirkan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma'aruf Amin. Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof. DR. Din Syamsudin menilai ada yang tidak pantas dilakukan dalam persidangan tersebut.

Din menilai meminta keterangan KH. Ma'aruf Amin sampai memakan waktu 7 jam terlalu berlebihan, karena saksi-saksi sebelumnya tidak sampai selama itu.

"Tanpa bermaksud mengintervensi proses peradilan, saya sangat menyayangkan perlakuan atas beliau (KH Ma’ruf Amin) yang menjadi saksi sampai tujuh jam. Pada hemat saya, hal itu kurang manusiawi. Apalagi, mengingat beliau kan orang tua," ungkapya, Selasa (31/1).

Baca juga : Ahok Ancam Akan Proses Hukum Ketua MUI KH. Ma'aruf Amin

"Kalaupun kurang cukup waktunya, kan bisa diundang pada kesempatan lain. Ini terkesan ada tendensi memberikan tekanan psikologis atas Kiai Ma’ruf Amin. Apalagi, pertanyaannya berputar-putar saja. Tidak mengangkat substansi baru," tegasnya.

Menurut Din, seharusnya dalam persidangan tersebut fokus pada peran saksi sebagai ketua umum MUI. Misalnya, bagaimana pendapat keagamaan lembaga tersebut tentang kasus penistaan Alquran.

Karena itu, dia berharap, majelis hakim dapat mengadili kasus Ahok ini dengan memerhatikan rasa keadilan masyarakat. Dewan Pertimbangan MUI Pusat telah memutuskan untuk mengawal perkembangan kasus ini agar diproses secara berkeadilan. Dewan ini terdiri atas para ketua umum ormas-ormas Islam,

"Apalagi, kasus ini diikuti masyarakat. Jangan sampai, kalau tak berkeadilan, justru akan mengundang reaksi, protes terhadap kezaliman," tegasnya lagi.

Dalam persidangan hari ini di Gedung Kementan, Jakarta Selatan, KH Ma’ruf Amin hadir sebagai saksi. Pada sebuah kesempatan, tim penasihat hukum Ahok antara lain mencoba menghubung-hubungkan tokoh PB Nahdlatul Ulama tersebut dengan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).