Ini Usulan Salman Alfarisi Soal Pedagang Buku di Medan

SUARAMEDAN.com - Senin (8/8) Tuntutan Para pedagang buku yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka Medan (P2BLM) kini di tamping di Komisi-C DPRD Medan.

Rapat Dengar Pendapat (RDP) sempat terjadi keributan antara pedagang dan anggota Komisi C DPRD Kota Medan, karena pedagang mempertanyakan sebagian anggota DPRD Medan yang tidak hadir dalam RDP tersebut.

Wakil Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka Medan (P2BLM), Isdawati, meminta Komisi C DPRD Kota Medan memperjuangkan nasib mereka dalam rapat dengar pendapat (RDP).

Menurut Isdawati, penambahan 64 kios adalah salah satu permohonan atau pedagang akan menduduki sisi lain di Lapangan Merdeka untuk berdagang.

“Kami ingin menuntut hak kami yang berjuang. Itu lapak berjualan milik Pemko Medan, bukan untuk dijual belikan,” kata Isdawati, Senin (8/8).

Isdawati berharap, ada pemangkasan pemilik kios yang terdata dari 5 kepemilikan nama. Padahal jelas, aset Pemko tidak boleh dibisniskan oleh oknum-oknum tertentu.

Anggota Komisi C DPRD Kota Medan, Salman Alfarisi, meminta Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) mengeluarkan data soal 180 kios yang katanya telah ada nama pemiliknya, sehingga tidak ada pihak manapun yang terdzolimi.

“Perkim harus memperivikasi kembali hak kios di lapangan merdeka sesuai dengan kepemilikan Hak Sewa Kios ynng diterbitkan oleh pemerintah Kota Medan pasca relokasi pedagang buku dari titi gantug ke lapangan merdeka tahun 2003”. ungkap politisi PKS tersebut.

Salman pun mengaku mempercayai sepenuhnya dengan Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, mampu menyelesaikan persoalan pedagang buku bekas di Lapangan Merdeka.

Dalam RDP tersebut, para pedagang buku bekas Lapangan Merdeka hanya diterima oleh tiga anggota dewan saja, yaitu Anton Panggabean, Salman Alfarisi dan Ibnu Ubayd Dilla serta Sekretaris Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, Riza Zulfi.

Tweet

Subscribe to receive free email updates:

loading...