Hanif, satu-satunya Orang Indonesia Yang Berkifrah Di Man City - Suara Medan | Info Medan Terkini

Hanif, satu-satunya Orang Indonesia Yang Berkifrah Di Man City


Hanif, Orang Indonesia Yang Berkifrah Di Man CitySUARAMEDAN.com Tak banyak orang Indonesia yang bekerja di sebuah klub sepak bola eropa, bahkan mungkin tidak ada, sebelum hadirnya Hanif Thamrin yang menjadi bagian dari klub kaya Premier League, Manchester City.



Ya, Hanif adalah orang asli Indonesia yang berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat dan sudah dua tahun bekerja untuk Manchester City. Pria kelahiran 31 Maret 1986 ini tak pernah menyangka bakal bekerja di sebuah klub besar eropa seperti Man City.
Sebelum bekerja di Stadion Etihad, Hanif yang kuliah di Goldsmiths, University of London sempat bekerja sebagai tukang cuci mobil. “Saya juga pernah bekerja sebagai sales dari rumah ke rumah, pelayan restoran, hingga kasir. Pokoknya, berbagai pekerjaan saya lakukan, agar bisa kuliah dan menjadi jurnalis di Inggris,” kata Hanif
Sambil kuliah, ia juga kerap mengirim puluhan surat lamaran kerja. Dan puluhan surat itu kembali dengan berita penolakan hingga akhirnya ia mendapatkan kesempatan magang di BBC (British Broadcasting Corporation) London.

Pria kelahiran 31 Maret 1986 juga tercatat sebagai pendiri YPI Raudhatul Jannah Payakumbuh yang mengelola TK, SD, SMP, dan SMA. 

Hanif juga telah membuat sebuah buku dengan judul Pemburu di Manchester Biru yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, Juli lalu. Buku setebal 152 halaman ini, berisi pengalaman Hanif sebagai satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di Manchester City. 

Di klub sepak bola terkaya keenam dunia versi Deloitte Money League 2016 tersebut, Hanif berperan bukan seperti Sergio Aguero, David Silva, atau Kevin de Bruyne yang setiap hari berlatih bareng Yaya Toure dan Pep Guardiola. Sebaliknya, Hanif bekerja di City sebagai tim media.

Tim media inilah yang mengurus segala tetek bengek pemberitaan tim. Peran itulah yang dimainkan Hanif setiap harinya di Manchester City. Hanif dipercaya sebagai produser konten berita internasional. Ia bertanggung jawab menyalin dan menerjemahkan konten berita dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Di samping itu, Hanif menulis konten berita untuk MCFC Situs Web dan aplikasi mobile.

Hanif juga mengembangkan keterlibatan berita lewat media sosial dan menghasilkan acara TV bulanan untuk CityTV (stasiun televisi milik Manchester City). Segala pekerjaan Hanif tentu tidaklah mudah. Menuntut profesionalitas dan dedikasi. Maka, tak heran seorang ‘Chappy’ Les Chapman, presenter CityTV yang biasa memandu lagu Manchester City, menyebut Hanif sebagai sosok pria yang benar.

“Saya mendapat kehormatan dan kesenangan bekerja dengan dia di Manchester City. Saya masih merindukan persahabatan dan kebahagiaan yang disediakan untuk semua pada Manchester,” tulis Chappy, dalam testimoni Pemburu di Manchester Biru. Sebelum bekerja di Manchester City, Hanif sempat bekerja sebagai tukang cuci mobil di London, bersama dua warga asal Bulgaria.

Bukan cuma itu, Hanif pernah pula menjadi kuli angkut.“Saya juga pernah bekerja sebagai sales dari rumah ke rumah, pelayan restoran, hingga kasir. Pokoknya, berbagai pekerjaan saya lakukan, agar bisa kuliah dan menjadi jurnalis di Inggris,” kata Hanif yang di Inggris kuliah di Goldsmiths, University of London. Sambil kuliah, ia mengirim puluhan surat lamaran kerja. Dan puluhan surat itu kembali dengan berita penolakan. Hingga akhirnya, ia dapat kesempatan magang di BBC (British Broadcasting Corporation), London.

Saat mulai mantap bekerja di stasiun televisi dan radio Britania Raya itu, datanglah kesempatan menjadi jurnalis di Manchester City Football Club. Dengan berat hati, Hanif pun meninggalkan London. Pindah ke Manchester yang cuacanya dingin. Awal bekerja di Manchester City, tidaklah mudah bagi Hanif. Tak ada yang mengajaknya bicara. Tak ada yang mau duduk bersama saat makan siang tiba. Maklum, tim media Manchester City yang didominasi orang Inggris, tidak seperti orang Spanyol atau Brazil. Mereka butuh waktu untuk terbuka, apalagi dekat dengan orang asing.

“Butuh waktu berbulan-bulan bagi saya untuk bisa beradaptasi dengan orang-orang Inggris. Mereka baru mau terbuka dengan saya, setelah kami mengikuti kuis yang digelar dalam sebuah acara amal bersama Manuel Pellegrini (eks Manajer Manchester City),” kenang Hanif. 

Hanif juga menjelaskan, bahasa Indonesia adalah bahasa pertama di luar bahasa Inggris yang memiliki program sendiri di CityTV.


Bukan bahasa China, Perancis, bukan Spanyol, Rusia, Hongkong, Thailand, Saudi Arabia, Portugal, Koreal Selatan, dan pastinya bukan Malaysia, tetapi Indonesia. “Mungkin bagi orang ini biasa, tapi bagi saya istimewa. Karena, sampai saat ini belum ada program TV resmi berbahasa Indonesia di klub Premier League lainnya. Manchester United? Tidak. Chelsea? Tidak. Arsenal? Tidak. Liverpol? Tidak. Program televisi resmi berbahasa Indonesia juga tidak ada di klub luar Inggris. Bahkan, Inter Milan yang dimiliki orang Indonesia pun tidak memilikinya,” ulas Hanif Thamrin. 

Subscribe to receive free email updates:

loading...

0 Response to "Hanif, satu-satunya Orang Indonesia Yang Berkifrah Di Man City"

Post a Comment