Ketegangan Arab Saudi dan Iran Kian Meningkat - Suara Medan | Info Medan Terkini

Ketegangan Arab Saudi dan Iran Kian Meningkat

Ketegangan Arab Saudi dan Iran Kian Meningkat

SUARAMEDAN.com - JAKARTA -- Apa yang akan terjadi jika Iran dan Arab Saudi berperang? Dua negara tersebut merupakan 2 poros kekuatan yang ada di Timur tengah. Irang mewakli Syiah dan Arab Saudi mewakili Islam. 

Konflik antara dua negara ini sudah mulai memanas ketika terjadi pemberontakan pendukung Houthi terhadap Pemerintahan yang sah di Yaman, dimana Iran memberikan dukungngan yang penuh terhadap pemberontak Houthi. Hal ini membuat Saudi tak tinggal diam dan membuat koalisi negara Islam untuk menentang pengaruh Syiah (Iran) di Timur Tengah.

Pertempuran antara dua negara penghasil minyak ini juga tentunya tidak akan baik bagi perekonomian dunia yang sampai saat ini masih membutuhkan minyak bumi sebagai penggerak roda industri.

Skenario apa yang terjadi bila dua negara yang mewakili Arab dan Persia ini perang habis-habisan?

Dalam artikel 'Iran-Saudi Arabia: a troubled affair' di Aljazeera November tahun lalu disebutkan bahwa kedua negara ini sebenarnya sudah terlibat dalam peperangan yang disebut dengan proxy war.

Dijelaskan, pemboman kedutaan Iran di Beirut di bulan itu berhubungan dengan jalannya perundingan damai antara negara-negara kekuatan dunia dengan Iran di Jenewa.

Menurut penulisnya Khosrow Soltani, Saudi dan Iran sebenarnya pernah berkawan saat keduanya menjadi ujung tombak Amerika Serikat membendung pengaruh Uni Soviet tahun 1960-1970-an.

Namun, keduanya berseteru hebat ketika perang Irak-Iran dan semakin memanas saat jamaah haji Iran dibantai di Arab Saudi tahun 1987.

Selain perbedaan ras dan ideologi, Iran juga mempunyai masalah perbatasan dengan negara-negara Teluk yang menjadi mitra Saudi seperti Uni Emirat Arab.

Iran mempunyai posisi strategis karena mempunyai sumber daya alam dan manusia yang mandiri. Lebih dari itu, kemampuan Iran dalam penguasaan teknologi nuklir menjadi momok yang menakutkan bagi negara-negara Arab.

Soltani, mengutip WikiLeaks, menyebut bahwa Raja Abdullah bahkan beberapa kali telah mendorong AS untuk menyerang Iran dan menghancurkan fasilitas nuklirnya.

CNBC dalam artikel 'Iran-Saudi relations: A new Cold War heating up?'menyebut bahwa perang antara kedua negara ini sudah memasuki tahap perang dingin.

"Kita saat ini sedang menyaksikan sesuatu yang menyerupai skenario jenis Perang Dingin. Saya pikir ketegangan mungkin akan bertambah buruk di tahun-tahun mendatang," kata pengamat Timur Tengah, Torbjorn Soltvedt, di Maplecroft kepada CNBC dalam sebuah wawancara telepon dalam hubungannya dengan keterlibatan kedua negara di Suriah dan sekitarnya.

The Guardian dalam artikel 'Saudi Arabia and Iran must end their proxy war in Syria', menyebut Iran dan Saudi sudah saatnya menghentikan perang antar keduanya yang berakibat nestapa dan kesengsaraan di negara-negara tetangganya.

Melihat kecenderungan kedua negara untuk memperkuat kekuatan militer masing-masing, sulit untuk mengatakan bahwa kedua negara untuk tidak terlibat perang. Setidaknya keduanya telah terlibat perang proxy dan cold war yang sewaktu-waktu dapat berubah menjadi perang nyata

Subscribe to receive free email updates:

loading...

0 Response to "Ketegangan Arab Saudi dan Iran Kian Meningkat"

Post a Comment