Artis Seksi Camelia Petir Batal Daftar ke PPP, Karena Pasang Tarif Tinggi

SUARAMEDAN.com - Penyanyi Ibukota, Camelia Panduwinata Lubis alias Camelia Petir, dipastikan tidak mendaftar ke PPP Kota Medan untuk mengikuti kontes Pilkada 2015 yang jatuh tanggal 9 Desember mendatang. Pasalnya partai berlambang ka’bah tersebut mematok biaya pendaftaran yang cukup fantastis yakni Rp20 juta untuk pengambilan formulir dan Rp30 juta untuk pendaftaran.

Hal itu di ungkapkan salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya kepada Waspada Online, Jum’at (22/5).

Dikatakan, angka yang dipatok parpol tersebut di atas batas kewajaran. Sebab belum pasti calon yang ia dukung ini bisa lolos dari verifikasi internal partai. “Kemarin Balon (Bakal Calon) kita mendaftar ke Hanura dan PDIP. Tidak ada dimintai sejumlah uang. Kenapa di PPP terapkan kebijakan itu, ini lah penyebab mengapa akhirnya Balon kita batal mendaftar ke PPP,” paparnya.

Lebih lanjut sumber menjelaskan, dari dua partai yang ia (Camelia Lubis,red) kembalikan formulirnya, PDIP-lah pilihan kuat untuk ditindak lanjuti. “Kayaknya mengarah ke PDIP saja. Tapi itupun kita lihat nantilah,” urainya.

Sementara itu PPP Kota Medan menetapkan kontribusi senilai Rp50 juta bagi setiap bakal calon (balon) wali kota untuk Pilkada Medan 2015 yang ingin mendaftar melalui partai mereka.

Kontribusi tersebut diminta melalui 2 tahapan yakni Rp20 juta saat pengambilan formulir pendaftaran dan Rp30 juta saat bakal calon mengembalikan formulir pendaftaran tersebut kepada tim penjaringan.

Sementara itu Ketua DPD PPP Kota Medan, Aja Sahri menjelaskan, penerapan biaya tersebut semata-mata untuk melihat keseriusan para Balon Wali Kota Medan. Penetepan biaya itu juga bukan berdasarkan kebijakan tunggal, melainkan melalui pertimbangan yang matang. Sebab mensosialisasikan Balon Wali Kota ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. “Kita mencari balon yang serius,” singkatnya.

Sahri menambahkan, selain melihat keseriusan masing-masing Balon, nantinya biaya yang dikenakan tersebut untuk membiayai operasional kader dalam mensosialisasikan bakal calon itu sendiri, seperti kegiatan di internal PPP, diskusi, quesioner, Rapat Pimpinan Daerah dan survey. Keseluruhannya itu untuk mengetahui elektabilitas bakal calon.

“Sebenarnya uang itu kita kembalikan ke mereka, bukan ke kas partai. Semuanya bertujuan untuk mendapatkan target kita memenangkan pilkada mendatang,” pungkasnya.